Minggu, 21 September 2014

Laporan hasil percobaan Lazarro Spallanzani



LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum biologi dasar dengan judul “percobaan lazarro spallanzani”  disusun oleh :
       Nama                                : Risnawati
       Nim                                  : 1312041009
       Kelompok                        : V
       Kelas                                : pendidikan fisika
telah diperiksa/dikoreksi oleh asisten/koordinator asisten dan dinyatakan diterima.

Makassar,    November 2013

Koordinator asisten                                                                 Asisten           



( Adi putra rahman )                                          ( Mustaqim )
Nim : 091414021                                                 Nim : 1114040023


Mengetahui :
Dosen penanggung jawab



( Sitti saenab, S.pd M.pd )
Nip : 1981 0302 2009 12 2 003







BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
        Ketika kita memperhatikan alam semesta tentunya akan muncul dalam benak kita bahwa betapa sempurnanya alam ini. Kemudian ketika kita memperhatikan makhluk hidup disekitar kita mulai dari yang berukuran sangat kecil sampai pada ukuran sangat besar, tentunya kita akan berfikir awal mula kehidupan. Pertanyaan yang seringkali muncul dalam benak kita, dari manakah kehidupan itu berasal ?
       Beberapa teori tentang asal-usul kehidupan pun bermunculan, mulai dari teori abiogebesis sampai kepada teori biogenesis yang sampai sekarang masih muncul pro dan kontra antara teori yang satu dengan teori yag lainnya. Teori abiogenesis ini menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang timbul secara spontan. Teori ini didukung oleh Aristoteles, Anthony V. Lewenhook, dan Jhon Needam. Sedangkan teori biogenesis yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya. Teori ini didukung oleh Fransesco Redi, Louis Pasteur dan Lazarro Spallanzani.
       Teori dari Lazarro Spallanzani ini menyempurnakan percobaan yang dilakukan oleh Fransesco Redi yang menggunakan daging sebagai media percobaan, tapi penggunaan daging ini  dirasa kurang efektif oleh pemegang teori abiogenesis karena tidak memperlihatkan ada atau tidak jasad renik yang terdapat pada daging. Kemudian pada percobaan selanjutnya Lazarro Spallanzani menggunakan air kaldu yang dianggap bisa memperlihatkan jasad renik. Setelah malakukan percobaan tersebut, Lazarro Spallanzani mengemukakan bahwa kehidupan yang berada dalam kaldu berasal dari makhluk hidup. Namun adanya kenyataan bahwa udara member pengaruh besar terhadap terbentuknya kekeruhan pada kaldu membuat para pendukung teori abiogenesis menolak hasil percobaan Spallanzani, mereka menganggap udara mempunyai daya hidup (vital force) yang dapat memicu terbentuknya kehidupan.
       Itulah yang melatarbelakangi kami untuk melakukan percobaan Lazarro Spallanzani agar kita bisa membuktikan sendiri apakah makhluk hidup berasal dari benda mati atau makhluk hidup yang berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
B.   Tujuan Praktikum
       Percobaan ini bertujuan untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengikuti jalan pemikiran dan langkah-langkah yang pernah dilakukan oleh para ilmuwan/peneliti dalam memecahkan masalah biologi, khususnya menjawab pertanyaan dari amana asal usul kehidupan.
C.   Manfaat Praktikum
       Mahasiswa dapat merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang peneliti, dan dapat pula secara langsung melihat hasil yang sebenarnya dari percobaan Lazarro Spallanzani. Dengan itu, mahasiswa dapat meyakini kebenaran teori biogenesis.

















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
       Sejak zaman Aristoteles (300 SM) orang percaya bahwa jasad hidup dapat terjadi secara spontan dari benda tak hidup. Pendapat ini dikenal dengan istilah Generatio Spontanea. Pendapat ini dianut pula oleh John Needham, seorang pendeta Irlandia yang mengadakan eksperimen antara tahun 1745-1750 dengan pelbagai rebusan padi-padian dan daging, mendapatkan bahwa walaupun air rebusan terebut disimpan rapat-rapat dalam botol tertutup namun tetap timbul mikroba. Pendapat ini tentu saja dapat menggambarkan tingkat kemajuan biologi pada saat itu. Walaupun demikian, banyak ilmuwan yang muncul kemudian merasa bahwa paham Generatio Spontanea tidak dapat dipertahankan sehingga mereka mulai untuk membuktikan ketidak benaran tersebut (Ristiati, 2000).
       Perdebatan mengenai asal-usul kehidupan bersumber dari mitologo Yunani. Aristoteles (382-322 SM) berpendapat makhluk hidup dari tanah. Antony Van Leeuwenhoek, Virgil, john Needam, dan banyak lagi tokoh-tokoh yang memiliki pemahaman bahwa makhluk hidup itu terjadi begitu saja. Timbulnya doktrin generasi spontan atau abiogenesis diperkuat oleh kenyataan bahwa ulat-ulat dapat tercipta dengan jalan membiarkan sepotong daging di udara terbuka. Ulat-ulat tersebut timbul setelah daging itu membusuk. Menurut kepercayaan tersebut, timbul anggapan bahwa ulat-ulat tadi merupakan penjelmaan dari daging. Doktrin ini bertahan cukup lama tanpa adanya sanggahan sampai abad ke-17 (Ali, 2005).
       Menurut teori abiogenesis, kehidupan ini berasal dari dari mater-materi tak berjiwa secara spontan. Generatio Spontanea atau abiogenesis menganggap bahwa kehidupan ini dimulai dari zat anorganik atau zat-zat organic yang telah membusuk. Sebagai contoh, di China, bahkan dari sejak permulaan telah dipercaya bahwa lebah atau serangga yang lainnya timbul secara spontan karena pengaruh panas dan kelembaban. Dalam kitab suci orang India terdapat petunjuk tentang timbulnya mcam-macam parasit, lebah dan kumbang secara tiba-tiba dari keringat dan rabuk,juga dari tulisan-tulisan paku orang-orang Babilonia dinyatakan bahwa cacing dan beberapa makhluk-makhluk lainnya dibentuk dari lumpur. Sedangkan nenek moyang orang-orang Mesir menyatakan bahwa laoisan khusus yang terdapat di sungai Nil merupakan suatu bagian yang dapat menciptakan lahirnya makhluk hidup. Jika lapisan tersebut terkena sinar matahari maka katak, ular, tikus, dan tikus akan terbentuk. Namun akhirnya teori generatio spontanea atau abiogenesis ini ditentang oleh Franseso Redi, Lazarro Spallanzani, dan Louis Pasteur melalui beberapa perobaannya (Winatasasmita, 1999).
       Paku terakhir dalam peti mati doktrin generasi spontan atau abiogenesis datang dari sejumlah ilmuwan. Lonceng kematian itu telah dibunyikan oleh para penentang doktrin itu. Temuan-temuan ilmiah yang diyakini kebenerannya telah meruntuhkan dan menguburkan pendapat tersebut (Ali, 2005).
       Menurut (Ali, 2005), beberapa ilmuwan yang telah memaparkan sejumlah bukti ilmiah menyanggah teori atau temuan tersebut antara lain :
1.      Fransesco Redi (1626-1697)
       Fransesco Redi membuktikan bahwa ulat yang timbul pada daging bukan penjelmaan dari daging itu sendirimelainkan telur lalat yang hinggap pada daging tersebut. percobaan dilakukan dengan menaruh sepotong daging pada dua toples (jar). Salah satu toples ditutupi gauze/ram 9(kasa kawat halus) sehingga mencegah lalat atau serangga masuk kedalam toples. Toples lainnya dibiarkan terbuka.
      Toples yang ditutup kasa tidak ditumbuhi ulat sedangkan yang tidak ditutupi kasa ditemukan ulat. Redi juga mengamati bahwa lalat yang tertarik degan bau daging, meletakkan telur-telurnya diatas kasa/ram tersebut. jadi ulat-ulat bukan berasal dari daging.
Kesimpulan :
Bahwa  larva  atau  belatung  yang  terdapat  dalam daging busuk di stoples II dan III bukan terbentuk dari  daging  yang membusuk,   tetapi  berasal  dari telur  lalat  yang  ditinggal  pada  daging  ini  ketika lalat tersebut hinggap disitu (Humaidi, 2013).
2.      Lazarro Spallanzani (1713-1781)
      Spallanzani membuktikan bahwa mikrobia yang tunbuh pada nahan makanan bersumber dari udara yang mengandung mikrobia. Pemanasan bahan makanan dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya pertumbuhan mikrobia tersebut. namun sebelumnya telah dilakukan percobaan dengan cara menutup wadah sehingga mencegah udara masuk. Spallanzani tidak yakin dengan hasil tersebut karena bahan makanan telah terkontaminasi oleh mikrobia sejak awal. Untuk menjamin agar bahan benar-benar bebas dari mikrobia, maka wadah harus ditutup rapat lalu dipanaskan.
       John Needam dan Pouchet (1859) menyanggah hasil percobaan Spallanzani dengan alas an bahwa udara berlebihan sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tidak adanya udara dalan percobaan tersebut tidak dapat menyanggah teori generasi spontan. Selanjutnya dilakukan beberapa percobaan untuk memperbaiki mekanisme kerja percobaan  Spallanzani.
Kesimpulan :
Bahwa mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu  (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan di udara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba dari udara ke dalam air kaldu tersebut (Humaidi, 2013).
3.      Louis Pasteur (1822-1895)
       Pasteur telah mendemonstrasikan untuk pertama kalinya bahwa diudara terdapat partikel-partikel kecil yang tidak tampak oleh mata telanjang. Pasteur sanggup  menyaring mikrobia dari udara dengan mengembngkan tekhnik aseptik (panas). Dia berkesimpulan bahwa udara adalah sumber kontaminan. Karyanya mengenai hal ini diterbitkan pada tahun 1861 sebagai kenangan kumpulan benda diudara yang tersusun dan teratur. Dalam percobaan-percobaan selanjutnya tampak oleh Pasteur bagaimana mikrobia dapat hidup dalam kaldu. Percobaan Pasteur menggunakan labu yang mempunyai tutup berbentuk leher angsa (seperti huruf s). dengan tutup labu seperti huruf s maka kaldu yang ada dalam labu masih tetap dapat berhubungan dengan udara luar, tetapi makhluk hidup dari luar tidak dapat masuk ke labu. Labu percobaan diisi dengan kaldu, kemudian dipanaskan sampai mendidih. Setelah itu labu ditutup, dengan tutup yang mempunyai pipa berbentuk huruf s. setelah diamati beberapa hari ternyata kaldu yang terdapat dalam labu percobaan tidak menunjukkan adanya perubahan.
Kesimpulan : Melalui pemanasan mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu akan mati, terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentuk leher angsa. Apabila perangkat percobaan tersebut didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun  dan menutup lubang pipa tepat pada bagian yang berbentuk leher . Hal ini akan menyebabkan terhambatnya mikroorganisme yang bergentayangan diudara untuk masuk kedalam labu. Setelah labu dimiringkan terjadilah kontaminasi mikroorganisme. Ketika labu dikembalikan keposisi semula (tegak),  mikroorganisme tadi ikut terbawa masuk. Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa waktu air kaldu menjadi keruh, karena adanya pembusukan oleh mikroorganisme tersebut. Berdasarkan hasil percobaan Redi, Spallanzani, dan Pasteur tersebut, maka tumbanglah paham Abiogenesis, dan munculah paham/teori baru tentang asal usul makhluk hidup yang dikenal dengan teori Biogenesis. Teori itu menyatakan:
a.       Omne vivum ex ovo  = setiap makkhluk hidup berasal dari telur
b.      Omne ovum ex vivo  = setiap telur berasal dari makhluk hidup
c.       Omne vivum ex vivo = setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya (Humiadi, 2013).
       Dengan munculnya teori Biogenesis secara otomatis teori Abiogenesis atau yang lebih dikenal dengan teori Generatio Spontanea yang dikemukakan oleh Aristoteles sudah jelas terbantahkan bahwasanya makhluk hidup bukan tercipta secara spontan dari benda mati melainkan berasal dari makhluk hidup yang sudah ada sebelumnya (Capanna, 1999).













BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada :
Hari/tanggal                            : Senin, 25 November 2013
Waktu                                      : pukul 14.00 – 15.15 WITA
Tempat                                    : Laboratorium Biologi (green house) Fakultas                                                          Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Makassar.
B.     Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       3 buah tabung reaksi;
b.      1 buah botol aqua yang telah dipotong;
c.       2 buah sumbat yang sesuai;
d.      1 buah klem kayu;
e.       1 buah sikat tabung reaksi;
f.       1 buah lap halus;
g.      3 buah label tabung;
h.      Alat tulis menulis.
2.      Bahan
a.       1 buah lampu spiritus;
b.      30 ml kaldu cair;
c.       1 potong lilin;
d.      1 buah korek api.
C.    Prosedur Kerja
1.      Membuat penyumbat untuk tabung reaksi pertama dan ketiga;
2.      Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan;
3.      Membersihkan ketiga tabung reaksi yang akan digunakan;
4.      Mengisi ketiga tabung reaksi dengan kaldu cair masing-masing 10 ml;
5.      Menutup tabung pertama dengan penyumbat yang telah disediakan, kemudian meneteskan lilin diantara mulut tabung dengan penyumbat. Sebelum menyumbat tabung pertama, dilakukan pengamatan terhadap bau kaldu terlebih dahulu;
6.      Menyalakan lampu spiritus yang akan digunakan untuk mendidihkan tabung kedua dan ketiga;
7.      Mendidihkan kaldu cair yang terdapat pada tabung kedua dengan cara membolak balikkan tabung yang telah dijepit menggunakan penjepit tabung diatas lampu spiritus yang telah dinyalakan sampai kaldu yang terdapat didalam tabung reaksi mendidih;
8.      Menyimpan tabung reaksi kedua tanpa ditutup;
9.      Mendidihkan tabung reaksi ketiga dengan cara yang serupa dengan tabung pertama;
10.  Menutup tabung reaksi ketiga yang telah didihkan lalu meneteskan lilin diantara mulut tabung dengan penyumbat;
11.  Mematikan lampu spiritus, membersihkan alat yang telah digunakan kemudian mengembalikan ketempat sebelumnya;
12.  Melakukan pengamatan selama 5 hari berturut-turut, dan mncatat hasilnya dalam tabel hasl pengamatan.









BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan
a.       Tabel hasil pengamatan
Hari /tanggal
Keadaan tabung
ket
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
B
W
BU
E
B
W
BU
E
B
W
BU
E
0/25-11-13
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

1/26-11-13
-
-
-
-
-
-
-
+
-
-
-
-

2/27-11-13
-
-
-
+
-
+
-
+
-
-
-
-

3/28-11-13
-
-
-
+
+
+
+
++
-
-
-
-

4/29-11-13
-
-
-
+
+
++
+
++
-
-
-
-

5/30-11-13
-
-
-
+
+
++
+
++
++
-
-
-


Keterangan : 
B         = bau
W        = warna
BU      = buih
E          = endapan
-           = tidak ada perubahan
+          = terjadi perubahan
++        = perubahan meningkat






b.      Gambar hasil pengamatan
1.      Pengamatan hari ke-0
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
2.      Pengamatan hari ke-1
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
3.      Pengamatan hari ke-2
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3


4.      Pengamatan hari ke 3
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
5.      pengamatan hari ke-4
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3

6.      pengamatan hari ke-5
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3

B.     Pembahasan
       Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan kebenaran teori Lazarro Spallanzani yang menentang keras adanya teori Generatio spontanea yang menyatakan bahwa makhluk hidup tercipta secara spontan dari benda tak hidup. Sebagaimana yang dilakukan oleh Lazarro, percobaan ini dilakukan menggunakan tiga buah tabung reaksi yang diisi air kaldu kemudian diberikan perlakuan yang berbeda-beda tiap tabungnya.
1.      Pada tabung pertama diberikan air kaldu sebanyak 10 ml kemudian ditutup selama 5 hari dan diamati perubahan yang terjadi pada tabung setiap hari, baik itu perubahan bau, warna, buih, maupun endapan yang terdapat pada tabung tersebut. Pada hari pertama, sampai hari terakhir tidak terjadi perubahan warna dan bau, nmaupun buih pada tabung. Semntara pada hari kedua sampai hari kelima terlihat endapan pada tabung.
2.     Pada tabung kedua diberikan kaldu sebanyak 10 ml kemudian didihkan, dan dibiarkan terbuka selama lima hari. Pada hari pertama dan kedua tidak terjadi perubahan bau pada kaldu, perubahan bau mulai tercium sejak hari ketiga sampai hari kelima. Sedangkan perubahan warna pada kaldu mulai terlihat pada hari kedua dan ketiga, dan perubahannya semakin bertambah pada hari keempat dan kelima. Sementara buih pada tabung mulai terlihat sejak hari ketiga sampai hari kelima. Pada tabung juga terlihat endapan sejak hari pertama sampai hari kedua, dan semakin bertambah pada hari ketiga sampai hari kelima.
3.     Pada tabung ketiga diisi kaldu sebanyak 10 ml. lalu dididihkan lalu ditutup dan didiamkan selama lima hari. Setelah diamati selama lima hari berturur-turut tidak terlihat perubahan apapun pada tabung, hanya bau kaldu yang mengalami perubahan pada hari kelima.

       Setelah melakukan penelitian selama lima hari berturut-turut pada tiga buah tabung reaksi yang diisi air kaldu dengan perlakuan yang berbeda-beda nampak bahwa perubahan yang terjadi pada tabung yang dibiarkan terbuka sangat jauh berbeda dengan tabung yang ditutup. Dari sana dapat dilihat bahwa udara berpengaruh terhadap perubahan pada tabung. Perubahan terbesar dialami oleh tabung kedua yang dibiarkan terbuka, mulai dari warnanya yang berubah menjadi putih pucat, perubahan bau, serta  terdapat buih, dan endapan yang cukup banyak. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh mikroorganisme yang terdapat diudara yang dapat berhubungan langsung dengan kaldu yang terdapat didalam tabung reaksi. Sementara pada tabung yang berisi kaldu yang telah didihkan lalu ditutup, hanya terjadi perubahan pada baunya. Dan pada tabung yang berisi kaldu dan langsung ditutup, terlihat endapan pada tabung di hari kedua sampai hari kelima. Hal tersebut disebabkan oleh mikroorganisme yang terdapat dalam kaldu yang tidak disterilkan terlebih dahulu. Hasil tersebut membuktikan kebenaran Lazarro Spallanzani yang mengatakan “bahwa makhluk hidup bukan tercipta secara spontan dari benda tak hidup melainkan berasal dari makhluk hidup sebelumnya”.











  
BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
     Percobaan Lazarro Spallanzani, merupakan protes dari paham abiogenesis yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati. Melalui percobaan ini terbukti bahwa tabung yang dibiarkan terbuka, menandakan tanda-tanda adanya kehidupan sementara tabung yang disterilkan lalu ditutup hanya terjadi perubahan pada baunya. Ini semua membuktikan bahwasanya makhluk hidup itu berasal dari makhluk hidup yang sudah ada sebelumnya dan mikroorganisme yang masuk kedalam tabung reaksi terbawa oleh udara.
B.     Saran
1.      Saran kepada praktikan
       Disarankan kepada praktikan selanjutnya agar lebih berhati-hati dalam proses sterilisasi tabung pengamatan karena akan berpengaruh terhadap hasil akhir penelitian.
2.      Saran kepada asisten
      Disarankan kepada asisten pembimbing agar memberikan arahan terlebih dahulu kepada praktikan sebelum melakukan penelitian supaya penelitian dapat berjalan lebih efektif dan hasil yang diperoleh lebih maksimal.
3.      Saran kepada laboran
       Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar kiranya laboran dapat menyediakan tabung reaksi yang lebih steril karena akan berpengaruh terhadap hasil penelitian, serta menyediakan rak tabung reaksi sebagai tempat penyimpanan tabung penelitian yang lebih aman.


DAFTAR PUSTAKA
Ali, Alimuddin. 2005. Mikrobiologi Dasar. Makassar. Badan Penerbit UNM.
Capanna, Ernesto. 2013. Lazarro Spallanzani : At the roots of modern Biology. Italy. Dipartimento di Biologia Animale e dell’Uomo Universitá “La Sapienza Roma 00161, Italy. http://www.google.com. Diakses pada tanggal 30 November 2013.
Humaidi, Faisol. 2013. Asal Usul Kehidupan (the beginnimg of life). Universitas wijaya putra. http://www.google.com. Diakses pada tanggal 26 November 2013.
Ristiati, Ni Putu. 2000. Pengantar Mikrobilogi Umum. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Tim Penyusun Biologi Umum. 2013. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Makassar. Laboratorium Biologi FMIPA UNM.
Winasasmita, dkk. 1999. Biologi Umum. Jakarta. Universitas Terbuka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar