LEMBAR
PENGESAHAN
Laporan
lengkap praktikum biologi dasar dengan judul “percobaan lazarro
spallanzani” disusun oleh :
Nama :
Risnawati
Nim :
1312041009
Kelompok : V
Kelas :
pendidikan fisika
telah
diperiksa/dikoreksi oleh asisten/koordinator asisten dan dinyatakan diterima.
Makassar, November 2013
Koordinator
asisten Asisten
( Adi putra rahman ) (
Mustaqim )
Nim : 091414021 Nim : 1114040023
Mengetahui :
Dosen penanggung jawab
( Sitti saenab,
S.pd M.pd )
Nip : 1981 0302
2009 12 2 003
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ketika kita memperhatikan alam semesta
tentunya akan muncul dalam benak kita bahwa betapa sempurnanya alam ini.
Kemudian ketika kita memperhatikan makhluk hidup disekitar kita mulai dari yang
berukuran sangat kecil sampai pada ukuran sangat besar, tentunya kita akan
berfikir awal mula kehidupan. Pertanyaan yang seringkali muncul dalam benak
kita, dari manakah kehidupan itu berasal ?
Beberapa teori tentang asal-usul
kehidupan pun bermunculan, mulai dari teori abiogebesis sampai kepada teori biogenesis
yang sampai sekarang masih muncul pro dan kontra antara teori yang satu dengan
teori yag lainnya. Teori abiogenesis ini menyatakan bahwa makhluk hidup berasal
dari benda mati yang timbul secara spontan. Teori ini didukung oleh
Aristoteles, Anthony V. Lewenhook, dan Jhon Needam. Sedangkan teori biogenesis
yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
Teori ini didukung oleh Fransesco Redi, Louis Pasteur dan Lazarro Spallanzani.
Teori dari Lazarro Spallanzani ini
menyempurnakan percobaan yang dilakukan oleh Fransesco Redi yang menggunakan
daging sebagai media percobaan, tapi penggunaan daging ini dirasa kurang efektif oleh pemegang teori
abiogenesis karena tidak memperlihatkan ada atau tidak jasad renik yang
terdapat pada daging. Kemudian pada percobaan selanjutnya Lazarro Spallanzani
menggunakan air kaldu yang dianggap bisa memperlihatkan jasad renik. Setelah
malakukan percobaan tersebut, Lazarro Spallanzani mengemukakan bahwa kehidupan
yang berada dalam kaldu berasal dari makhluk hidup. Namun adanya kenyataan
bahwa udara member pengaruh besar terhadap terbentuknya kekeruhan pada kaldu
membuat para pendukung teori abiogenesis menolak hasil percobaan Spallanzani,
mereka menganggap udara mempunyai daya hidup (vital force) yang dapat memicu
terbentuknya kehidupan.
Itulah yang melatarbelakangi kami untuk
melakukan percobaan Lazarro Spallanzani agar kita bisa membuktikan sendiri
apakah makhluk hidup berasal dari benda mati atau makhluk hidup yang berasal
dari makhluk hidup sebelumnya.
B.
Tujuan
Praktikum
Percobaan ini bertujuan untuk memberi
kesempatan kepada mahasiswa untuk mengikuti jalan pemikiran dan langkah-langkah
yang pernah dilakukan oleh para ilmuwan/peneliti dalam memecahkan masalah
biologi, khususnya menjawab pertanyaan dari amana asal usul kehidupan.
C.
Manfaat
Praktikum
Mahasiswa dapat merasakan bagaimana
rasanya menjadi seorang peneliti, dan dapat pula secara langsung melihat hasil
yang sebenarnya dari percobaan Lazarro Spallanzani. Dengan itu, mahasiswa dapat
meyakini kebenaran teori biogenesis.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Sejak zaman Aristoteles (300 SM) orang
percaya bahwa jasad hidup dapat terjadi secara spontan dari benda tak hidup.
Pendapat ini dikenal dengan istilah Generatio Spontanea. Pendapat ini dianut
pula oleh John Needham, seorang pendeta Irlandia yang mengadakan eksperimen
antara tahun 1745-1750 dengan pelbagai rebusan padi-padian dan daging,
mendapatkan bahwa walaupun air rebusan terebut disimpan rapat-rapat dalam botol
tertutup namun tetap timbul mikroba. Pendapat ini tentu saja dapat
menggambarkan tingkat kemajuan biologi pada saat itu. Walaupun demikian, banyak
ilmuwan yang muncul kemudian merasa bahwa paham Generatio Spontanea tidak dapat
dipertahankan sehingga mereka mulai untuk membuktikan ketidak benaran tersebut
(Ristiati, 2000).
Perdebatan mengenai asal-usul kehidupan
bersumber dari mitologo Yunani. Aristoteles (382-322 SM) berpendapat makhluk
hidup dari tanah. Antony Van Leeuwenhoek, Virgil, john Needam, dan banyak lagi
tokoh-tokoh yang memiliki pemahaman bahwa makhluk hidup itu terjadi begitu
saja. Timbulnya doktrin generasi spontan atau abiogenesis diperkuat oleh
kenyataan bahwa ulat-ulat dapat tercipta dengan jalan membiarkan sepotong
daging di udara terbuka. Ulat-ulat tersebut timbul setelah daging itu membusuk.
Menurut kepercayaan tersebut, timbul anggapan bahwa ulat-ulat tadi merupakan
penjelmaan dari daging. Doktrin ini bertahan cukup lama tanpa adanya sanggahan
sampai abad ke-17 (Ali, 2005).
Menurut teori abiogenesis, kehidupan ini
berasal dari dari mater-materi tak berjiwa secara spontan. Generatio Spontanea
atau abiogenesis menganggap bahwa kehidupan ini dimulai dari zat anorganik atau
zat-zat organic yang telah membusuk. Sebagai contoh, di China, bahkan dari
sejak permulaan telah dipercaya bahwa lebah atau serangga yang lainnya timbul
secara spontan karena pengaruh panas dan kelembaban. Dalam kitab suci orang
India terdapat petunjuk tentang timbulnya mcam-macam parasit, lebah dan kumbang
secara tiba-tiba dari keringat dan rabuk,juga dari tulisan-tulisan paku
orang-orang Babilonia dinyatakan bahwa cacing dan beberapa makhluk-makhluk
lainnya dibentuk dari lumpur. Sedangkan nenek moyang orang-orang Mesir
menyatakan bahwa laoisan khusus yang terdapat di sungai Nil merupakan suatu
bagian yang dapat menciptakan lahirnya makhluk hidup. Jika lapisan tersebut
terkena sinar matahari maka katak, ular, tikus, dan tikus akan terbentuk. Namun
akhirnya teori generatio spontanea atau abiogenesis ini ditentang oleh Franseso
Redi, Lazarro Spallanzani, dan Louis Pasteur melalui beberapa perobaannya (Winatasasmita,
1999).
Paku terakhir dalam peti mati doktrin
generasi spontan atau abiogenesis datang dari sejumlah ilmuwan. Lonceng
kematian itu telah dibunyikan oleh para penentang doktrin itu. Temuan-temuan
ilmiah yang diyakini kebenerannya telah meruntuhkan dan menguburkan pendapat
tersebut (Ali, 2005).
Menurut (Ali, 2005), beberapa ilmuwan
yang telah memaparkan sejumlah bukti ilmiah menyanggah teori atau temuan
tersebut antara lain :
1. Fransesco Redi (1626-1697)
Fransesco Redi membuktikan bahwa ulat
yang timbul pada daging bukan penjelmaan dari daging itu sendirimelainkan telur
lalat yang hinggap pada daging tersebut. percobaan dilakukan dengan menaruh
sepotong daging pada dua toples (jar). Salah satu toples ditutupi gauze/ram
9(kasa kawat halus) sehingga mencegah lalat atau serangga masuk kedalam toples.
Toples lainnya dibiarkan terbuka.
Toples yang ditutup kasa tidak ditumbuhi
ulat sedangkan yang tidak ditutupi kasa ditemukan ulat. Redi juga mengamati
bahwa lalat yang tertarik degan bau daging, meletakkan telur-telurnya diatas
kasa/ram tersebut. jadi ulat-ulat bukan berasal dari daging.
Kesimpulan
:
Bahwa larva
atau belatung yang
terdapat dalam daging busuk di
stoples II dan III bukan terbentuk dari
daging yang membusuk, tetapi
berasal dari telur lalat
yang ditinggal pada
daging ini ketika lalat tersebut hinggap disitu (Humaidi,
2013).
2. Lazarro Spallanzani (1713-1781)
Spallanzani membuktikan bahwa mikrobia
yang tunbuh pada nahan makanan bersumber dari udara yang mengandung mikrobia.
Pemanasan bahan makanan dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya pertumbuhan mikrobia
tersebut. namun sebelumnya telah dilakukan percobaan dengan cara menutup wadah
sehingga mencegah udara masuk. Spallanzani tidak yakin dengan hasil tersebut
karena bahan makanan telah terkontaminasi oleh mikrobia sejak awal. Untuk
menjamin agar bahan benar-benar bebas dari mikrobia, maka wadah harus ditutup
rapat lalu dipanaskan.
John Needam dan Pouchet (1859)
menyanggah hasil percobaan Spallanzani dengan alas an bahwa udara berlebihan
sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tidak adanya udara dalan percobaan
tersebut tidak dapat menyanggah teori generasi spontan. Selanjutnya dilakukan
beberapa percobaan untuk memperbaiki mekanisme kerja percobaan Spallanzani.
Kesimpulan
:
Bahwa
mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan
di udara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba dari
udara ke dalam air kaldu tersebut (Humaidi, 2013).
3. Louis Pasteur (1822-1895)
Pasteur telah mendemonstrasikan untuk pertama
kalinya bahwa diudara terdapat partikel-partikel kecil yang tidak tampak oleh
mata telanjang. Pasteur sanggup
menyaring mikrobia dari udara dengan mengembngkan tekhnik aseptik
(panas). Dia berkesimpulan bahwa udara adalah sumber kontaminan. Karyanya
mengenai hal ini diterbitkan pada tahun 1861 sebagai kenangan kumpulan benda
diudara yang tersusun dan teratur. Dalam percobaan-percobaan selanjutnya tampak
oleh Pasteur bagaimana mikrobia dapat hidup dalam kaldu. Percobaan Pasteur
menggunakan labu yang mempunyai tutup berbentuk leher angsa (seperti huruf s).
dengan tutup labu seperti huruf s maka kaldu yang ada dalam labu masih tetap
dapat berhubungan dengan udara luar, tetapi makhluk hidup dari luar tidak dapat
masuk ke labu. Labu percobaan diisi dengan kaldu, kemudian dipanaskan sampai
mendidih. Setelah itu labu ditutup, dengan tutup yang mempunyai pipa berbentuk
huruf s. setelah diamati beberapa hari ternyata kaldu yang terdapat dalam labu
percobaan tidak menunjukkan adanya perubahan.
Kesimpulan
: Melalui pemanasan mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu akan mati,
terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentuk leher angsa. Apabila perangkat
percobaan tersebut didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun dan menutup lubang pipa tepat pada bagian
yang berbentuk leher . Hal ini akan menyebabkan terhambatnya mikroorganisme
yang bergentayangan diudara untuk masuk kedalam labu. Setelah labu dimiringkan
terjadilah kontaminasi mikroorganisme. Ketika labu dikembalikan keposisi semula
(tegak), mikroorganisme tadi ikut
terbawa masuk. Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa waktu air kaldu menjadi
keruh, karena adanya pembusukan oleh mikroorganisme tersebut. Berdasarkan hasil
percobaan Redi, Spallanzani, dan Pasteur tersebut, maka tumbanglah paham
Abiogenesis, dan munculah paham/teori baru tentang asal usul makhluk hidup yang
dikenal dengan teori Biogenesis. Teori itu menyatakan:
a. Omne vivum ex ovo = setiap makkhluk hidup berasal dari telur
b. Omne ovum ex vivo = setiap telur berasal dari makhluk hidup
c. Omne vivum ex vivo = setiap makhluk
hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya (Humiadi, 2013).
Dengan munculnya teori Biogenesis secara
otomatis teori Abiogenesis atau yang lebih dikenal dengan teori Generatio
Spontanea yang dikemukakan oleh Aristoteles sudah jelas terbantahkan bahwasanya
makhluk hidup bukan tercipta secara spontan dari benda mati melainkan berasal
dari makhluk hidup yang sudah ada sebelumnya (Capanna, 1999).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Senin, 25
November 2013
Waktu
: pukul 14.00 – 15.15 WITA
Tempat
: Laboratorium
Biologi (green house) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Negeri Makassar.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. 3
buah tabung reaksi;
b. 1
buah botol aqua yang telah dipotong;
c. 2
buah sumbat yang sesuai;
d. 1
buah klem kayu;
e. 1
buah sikat tabung reaksi;
f. 1
buah lap halus;
g. 3
buah label tabung;
h. Alat
tulis menulis.
2. Bahan
a. 1
buah lampu spiritus;
b. 30
ml kaldu cair;
c. 1
potong lilin;
d. 1
buah korek api.
C.
Prosedur
Kerja
1. Membuat
penyumbat untuk tabung reaksi pertama dan ketiga;
2. Mempersiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan;
3. Membersihkan
ketiga tabung reaksi yang akan digunakan;
4. Mengisi
ketiga tabung reaksi dengan kaldu cair masing-masing 10 ml;
5. Menutup
tabung pertama dengan penyumbat yang telah disediakan, kemudian meneteskan
lilin diantara mulut tabung dengan penyumbat. Sebelum menyumbat tabung pertama,
dilakukan pengamatan terhadap bau kaldu terlebih dahulu;
6. Menyalakan
lampu spiritus yang akan digunakan untuk mendidihkan tabung kedua dan ketiga;
7. Mendidihkan
kaldu cair yang terdapat pada tabung kedua dengan cara membolak balikkan tabung
yang telah dijepit menggunakan penjepit tabung diatas lampu spiritus yang telah
dinyalakan sampai kaldu yang terdapat didalam tabung reaksi mendidih;
8. Menyimpan
tabung reaksi kedua tanpa ditutup;
9. Mendidihkan
tabung reaksi ketiga dengan cara yang serupa dengan tabung pertama;
10. Menutup
tabung reaksi ketiga yang telah didihkan lalu meneteskan lilin diantara mulut
tabung dengan penyumbat;
11. Mematikan
lampu spiritus, membersihkan alat yang telah digunakan kemudian mengembalikan
ketempat sebelumnya;
12. Melakukan
pengamatan selama 5 hari berturut-turut, dan mncatat hasilnya dalam tabel hasl
pengamatan.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
a. Tabel
hasil pengamatan
Hari /tanggal
|
Keadaan tabung
|
ket
|
|||||||||||
Tabung 1
|
Tabung 2
|
Tabung 3
|
|||||||||||
B
|
W
|
BU
|
E
|
B
|
W
|
BU
|
E
|
B
|
W
|
BU
|
E
|
||
0/25-11-13
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
1/26-11-13
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
+
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
2/27-11-13
|
-
|
-
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
3/28-11-13
|
-
|
-
|
-
|
+
|
+
|
+
|
+
|
++
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
4/29-11-13
|
-
|
-
|
-
|
+
|
+
|
++
|
+
|
++
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
5/30-11-13
|
-
|
-
|
-
|
+
|
+
|
++
|
+
|
++
|
++
|
-
|
-
|
-
|
Keterangan
:
B = bau
W = warna
BU = buih
E = endapan
- = tidak ada perubahan
+ = terjadi perubahan
++ = perubahan meningkat
b. Gambar
hasil pengamatan
1. Pengamatan
hari ke-0
Tabung 1
|
Tabung 2
|
Tabung 3
|
2. Pengamatan
hari ke-1
Tabung 1
|
Tabung 2
|
Tabung 3
|
3. Pengamatan
hari ke-2
Tabung 1
|
Tabung 2
|
Tabung 3
|
4. Pengamatan
hari ke 3
Tabung 1
|
Tabung 2
|
Tabung 3
|
5. pengamatan
hari ke-4
Tabung 1
|
Tabung 2
|
Tabung 3
|
6. pengamatan
hari ke-5
Tabung 1
|
Tabung 2
|
Tabung 3
|
B. Pembahasan
Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan
kebenaran teori Lazarro Spallanzani yang menentang keras adanya teori Generatio
spontanea yang menyatakan bahwa makhluk hidup tercipta secara spontan dari
benda tak hidup. Sebagaimana yang dilakukan oleh Lazarro, percobaan ini
dilakukan menggunakan tiga buah tabung reaksi yang diisi air kaldu kemudian
diberikan perlakuan yang berbeda-beda tiap tabungnya.
1.
Pada tabung pertama diberikan air kaldu
sebanyak 10 ml kemudian ditutup selama 5 hari dan diamati perubahan yang
terjadi pada tabung setiap hari, baik itu perubahan bau, warna, buih, maupun
endapan yang terdapat pada tabung tersebut. Pada hari pertama, sampai hari
terakhir tidak terjadi perubahan warna dan bau, nmaupun buih pada tabung. Semntara
pada hari kedua sampai hari kelima terlihat endapan pada tabung.
2.
Pada tabung kedua diberikan kaldu
sebanyak 10 ml kemudian didihkan, dan dibiarkan terbuka selama lima hari. Pada
hari pertama dan kedua tidak terjadi perubahan bau pada kaldu, perubahan bau
mulai tercium sejak hari ketiga sampai hari kelima. Sedangkan perubahan warna
pada kaldu mulai terlihat pada hari kedua dan ketiga, dan perubahannya semakin
bertambah pada hari keempat dan kelima. Sementara buih pada tabung mulai
terlihat sejak hari ketiga sampai hari kelima. Pada tabung juga terlihat
endapan sejak hari pertama sampai hari kedua, dan semakin bertambah pada hari
ketiga sampai hari kelima.
3.
Pada tabung ketiga diisi kaldu sebanyak
10 ml. lalu dididihkan lalu ditutup dan didiamkan selama lima hari. Setelah
diamati selama lima hari berturur-turut tidak terlihat perubahan apapun pada
tabung, hanya bau kaldu yang mengalami perubahan pada hari kelima.
Setelah
melakukan penelitian selama lima hari berturut-turut pada tiga buah tabung
reaksi yang diisi air kaldu dengan perlakuan yang berbeda-beda nampak bahwa
perubahan yang terjadi pada tabung yang dibiarkan terbuka sangat jauh berbeda
dengan tabung yang ditutup. Dari sana dapat dilihat bahwa udara berpengaruh
terhadap perubahan pada tabung. Perubahan terbesar dialami oleh tabung kedua
yang dibiarkan terbuka, mulai dari warnanya yang berubah menjadi putih pucat,
perubahan bau, serta terdapat buih, dan
endapan yang cukup banyak. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh
mikroorganisme yang terdapat diudara yang dapat berhubungan langsung dengan
kaldu yang terdapat didalam tabung reaksi. Sementara pada tabung yang berisi
kaldu yang telah didihkan lalu ditutup, hanya terjadi perubahan pada baunya.
Dan pada tabung yang berisi kaldu dan langsung ditutup, terlihat endapan pada
tabung di hari kedua sampai hari kelima. Hal tersebut disebabkan oleh
mikroorganisme yang terdapat dalam kaldu yang tidak disterilkan terlebih
dahulu. Hasil tersebut membuktikan kebenaran Lazarro Spallanzani yang
mengatakan “bahwa makhluk hidup bukan tercipta secara spontan dari benda tak
hidup melainkan berasal dari makhluk hidup sebelumnya”.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Percobaan Lazarro Spallanzani, merupakan
protes dari paham abiogenesis yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari
benda mati. Melalui percobaan ini terbukti bahwa tabung yang dibiarkan terbuka,
menandakan tanda-tanda adanya kehidupan sementara tabung yang disterilkan lalu
ditutup hanya terjadi perubahan pada baunya. Ini semua membuktikan bahwasanya
makhluk hidup itu berasal dari makhluk hidup yang sudah ada sebelumnya dan
mikroorganisme yang masuk kedalam tabung reaksi terbawa oleh udara.
B.
Saran
1.
Saran kepada praktikan
Disarankan kepada praktikan selanjutnya
agar lebih berhati-hati dalam proses sterilisasi tabung pengamatan karena akan
berpengaruh terhadap hasil akhir penelitian.
2.
Saran kepada asisten
Disarankan kepada asisten pembimbing agar
memberikan arahan terlebih dahulu kepada praktikan sebelum melakukan penelitian
supaya penelitian dapat berjalan lebih efektif dan hasil yang diperoleh lebih
maksimal.
3.
Saran kepada laboran
Disarankan untuk penelitian selanjutnya
agar kiranya laboran dapat menyediakan tabung reaksi yang lebih steril karena
akan berpengaruh terhadap hasil penelitian, serta menyediakan rak tabung reaksi
sebagai tempat penyimpanan tabung penelitian yang lebih aman.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali, Alimuddin. 2005. Mikrobiologi Dasar. Makassar. Badan Penerbit UNM.
Capanna,
Ernesto. 2013. Lazarro Spallanzani : At
the roots of modern Biology. Italy. Dipartimento di Biologia Animale e
dell’Uomo Universitá “La Sapienza Roma 00161, Italy. http://www.google.com. Diakses pada
tanggal 30 November 2013.
Humaidi, Faisol.
2013. Asal Usul Kehidupan (the beginnimg
of life). Universitas wijaya putra. http://www.google.com. Diakses pada
tanggal 26 November 2013.
Ristiati, Ni
Putu. 2000. Pengantar Mikrobilogi Umum. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Tim Penyusun
Biologi Umum. 2013. Penuntun Praktikum
Biologi Umum. Makassar. Laboratorium Biologi FMIPA UNM.
Winasasmita,
dkk. 1999. Biologi Umum. Jakarta.
Universitas Terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar